ILMU ALAMIAH DASAR
TUGAS 2
(Mencari mitos yang yang ada di suatu daerah dan diarahkan ke jenis mitos yang mana apakah legenda, cerita rakyat atau mitos yang sebenarnya)
***
Luasnya wilayah Indonesia membuat Negara ini kaya akan berbagai hal, mulai dari kuliner, seni sampai ke cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang terkenal di negeri ini ialah cerita tentang Sangkuriang. Legenda yang berasal dari tatar Sunda ini menceritakan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Parahu dan beberapa gunung yang mengelilingi Kota Bandung.
Konon, di kahyangan
ada sepasang dewa dewi yang melakukan kesalahan sehingga keduanya dihukum oleh
Sang Hyang Tunggal turun ke bumi dan dikutuk menjadi hewan. Sang dewa dikutuk
menjadi anjing dengan nama Si Tumang dan sang dewi dikutuk menjadi babi hutan
dengan nama Wayung Hyang.
Suatu hari babi hutan
itu kehausan dan meminum air yang ditemukannya di hutan dalam sebuah batok
kelapa. Ia tak tahu kalau air itu sebenarnya air seni Raja Sungging Perbangka
yang kebelet waktu berburu di hutan. Ajaibnya, babi itu pun hamil dan
melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik. Namun, Wayung Hyang meninggalkan
bayi cantik ini di tengah hutan yang kemudian ditemukan oleh sang raja, tanpa
ia ketahui bahwa bayi tersebut adalah anaknya.
Akhirnya, sang Raja
membawa bayi cantik ini ke keraton untuk dibesarkan. Bayi tersebut diberi nama
Dayang Sumbi alias Rarasati. Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis yang sangat
cantik sehingga banyak pria yang ingin meminangnya. Namun, Dayang Sumbi tidak
tertarik pada semua pinangan tersebut hingga terjadi peperangan karena berebut
ingin mendapatkan Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi pun
kemudian meminta kepada sang Ayah untuk pergi mengasingkan diri ke sebuah bukit
dengan ditemani seekor anjing jantan, yaitu si Tumang. Selama pengasingannya,
ia mengisi waktu dengan menenun. Satu waktu, saat Dayang Sumbi sedang asyik
menenun di atas bale-bale, torak yang digunakannya jatuh ke bawah. Karena ia
merasa malas untuk mengambilnya, ia hanya berkata “Siapa saja yang bisa mengambilkan
torak itu, bila laki-laki akan saya jadikan suami, dan bila perempuan akan saya
jadikan saudara”.
Di luar dugaan
ternyata yang mengambilkan torak itu adalah Si Tumang. Dayang Sumbi pun harus
memenuhi janjinya dan menikah dengan Si Tumang yang sebenarnya ia adalah
seorang dewa yang tampan dan gagah. Raja yang mendengarnya merasa malu hingga
Dayang Sumbi kembali diasingkan ke hutan untuk hidup hanya ditemani si Tumang.
Namun, pada malam
bulan purnama, Dayang Sumbi terkejut karena si Tumang berubah ke wujud aslinya.
Ia sempat tak percaya dan menganggap itu hanyalah mimpi sampai akhirnya Dayang
Sumbi hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan. Mereka memberi
nama anak laki-laki itu Sangkuriang. Maka, ia pun tumbuh menjadi laki-laki
tampan dan kuat.
Suatu hari, Dayang Sumbi
yang sedang ingin makan hati menjangan (kijang) menyuruh Sangkuriang untuk
berburu sambil ditemani Si Tumang. Tapi setelah sekian lama pergi ke hutan, ia
tak menemukan satu hewan pun. Sampai akhirnya ia melihat seekor babi hutan yang
sedang lari, ia pun menyuruh Si Tumang untuk mengejarnya. Namun Si Tumang hanya
diam saat melihat babi hutan tersebut, karena ia tahu babi hutan itu adalah
Wayung Hyang yang sebenarnya nenek dari Sangkuriang. Kesal melihat Si Tumang
yang diam saja, Sangkuriang pun menakut-nakuti Si Tumang dengan panahnya, tapi
ternyata anak panah itu terlepas dan mengenai Si Tumang.
Sangkuriang yang
kebingungan dan belum dapat hewan buruan, langsung menyembelih Si Tumang dengan
mengambil hatinya untuk diberikan ke ibunya. Dayang Sumbi sangat senang bisa
makan hati hasil buruan anaknya. Tapi setelah mengetahui hati yang dimakannya
ialah hati Si Tumang, ia sangat marah karena sebenarnya si Tumang adalah ayah
Sangkuriang. Saking marahnya ia memukul Sangkuriang dengan sendok yang terbuat
dari tempurung kelapa sampai kepala Sangkuriang terluka dan berdarah.
Sangkuriang yang tidak
mengetahui kalau Tumang adalah ayahnya, ketakutan melihat sang ibu marah besar.
Sangkuriang pun pergi meninggalkan rumah dan tak kembali pulang ke rumah.
Dayang Sumbi merasa bersalah telah membuat anaknya pergi dari rumah. Ia hanya
bisa berdoa kepada Sang Hyang Tunggal untuk dipertemukan kembali dengan anak
semata wayangnya.
Setelah pergi
meninggalkan rumahnya, Sangkuriang sendiri pergi mengembara sambil berguru pada
banyak petapa sakti, sehingga kini ia menjadi pemuda yang kuat, sakti dan gagah
perkasa. Setelah beberapa lama mengembara ke berbagai tempat, tanpa Sangkuriang
sadari, ia tiba di tempat Dayang Sumbi, tempat di mana ia dibesarkan.
Di sana ia bertemu
dengan putri cantik yang tanpa ia ketahui bahwa putri tersebut adalah ibu
kandungnya, Dayang Sumbi. Kecantikan Dayang Sumbi didapatkan dari hasil tapanya
selama ia ditinggal Sangkuriang. Selama itu pun, Dayang Sumbi hanya memakan
tanaman mentah sehingga ia terlihat awet muda.
Mulanya, Dayang Sumbi
juga tidak menyadari bahwa kstaria tampan tersebut adalah anaknya yang selama
ini pergi meninggalkannya. Kemudian, keduanya saling jatuh cinta.
Suatu hari,
Sangkuriang yang tengah bersandar mesra dan Dayang Sumbi yang sedang menyisir
rambut Sangkuriang melihat sebuah bekas luka di kepala Sangkuriang. Ketika itu
juga, Dayang Sumbi teringat akan kejadian silam saat ia memukul kepala
Sangkuriang dengan sendok. Setelah ia mengetahui bahwa ternyata Sangkuriang
adalah anak kandungnya, maka Dayang Sumbi segera memberi tahu kebenarannya.
Namun, meski sudah
diberitahu oleh Dayang Sumbi, Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya.
Dengan sekuat Dayang Sumbi berusaha menolaknya, maka ia pun memberikan sebuah
syarat pinangan yang tak mungkin dipenuhi. Ia menyuruh Sangkuriang untuk
membuat perahu dan telaga (danau) dengan membendung sungai Citarum dalam waktu
satu malam. Sangkuriang yang terlanjur telah jatuh cinta pada ibunya itu
langsung menyanggupi dan mengerjakan permintaan itu dengan bantuan
sahabat-sahabat jin-nya.
Sangkuriang kemudian
membuat perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di timur, yang menurut banyak
orang tunggul dari pohon itu kini menjadi Gunung Bukit Tanggul. Sedangkan
ranting pohon yang ditumpuknya di sebelah barat itu menjadi Gunung Burangrang.
Karena dibantu makhluk halus, Sangkuriang hampir menyelesaikan semuanya. Tapi,
Dayang Sumbi yang tidak ingin menikah dengan anaknya terus berdoa pada Sang
Hyang Tunggal agar Sangkuriang tak bisa menyelesaikannya.
Dayang Sumbi pun
mengibaskan kain boeh raring hasil tenunannya, dan seketika kain putih itu
bercahaya seperti fajar yang terbit dari timur. Jin yang membantu Sangkuriang
mengira bahwa hari telah mulai pagi dan mereka pergi ketakutan. Sangkuriang
yang kesal karena hampir menyelesaikan semuanya itu langsung menjebol bendungan
danau yang berada di Sanghyang Tikoro, sumbat danau itu ia lemparkan ke arah
timur dan kini menjadi Gunung Manglayang. Perahunya sendiri yang telah dibuat
itu ditendangnya ke arah utara dan kini menjadi Gunung Tangkuban Parahu.
Terlepas dari benar
atau tidaknya kisah tersebut, Gunung Tangkuban Parahu telah menjadi primadona
Kota Bandung. Banyak orang yang berkunjung ke tempat ini untuk mengabadikan
keindahannya. Dan yang bisa ambil dari kisah ini adalah patuhilah
orang tuamu.
0 komentar:
Posting Komentar