Dalam rangka memenuhi tugas matakuliah Psikoterapi tentang Pengertian Psikoterapi dan Jenis-Jenis Psikoterapi yang disusun oleh Siti Hardianti.
PENGERTIAN PSIKOTERAPI
Psikoterapi adalah serangkaian
metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan
kejiwaan atau mental seseorang. (https://id.wikipedia.org/wiki/Psikoterapi)
Menurut
Gunarsa (2007), psikoterapi lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu,
dilihat secara etimologis mempunyai arti sedrhana, yakni “psyche” yang artinya
je;as, yaitu “mind’ atau sederhannaya: jiwa dan “therapy” dari Bahasa Yunani
yang berarti “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti
sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiawaan” seseorang. Dalam Oxford English Dictionary, perkataan “psychoteraphy”
tidak tercantum, tetapi ada perkataan “psychotherapeutic” yang diartikan sebagai
perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis
untuk melakukan intervensi klinis. Dengan demikian perawatan melalui teknik
psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis
dengna pendekatan psikologik terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis
atuaa hambatan kepribadian. Sebagaimana diketahui bahwa perawatan terhadap
penderita seperti tersebut ini, juga bisa dilakukan dengan pendekatan dari
bidang Kedokteran, anatara lain dengan farmakoterapi.
Menurut
Wolberg (dalam Gunarsa,2007) psikoterapi
adalah suatu bentuk dari perawatan (treatment)
terhadap maslaah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seorang yang terlatih,
dnegna saksama membentuk hubungna profesional dnegna pasien dnegan tujuan
memindahkan, mengubah atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara
untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat serta meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan positif dari kepribadiannya.
Psikoterapi berasal dari dua kata,
yaitu “psyche” yang berarti “jiwa” dan “therapy” yang berarti “pengobatan”.
Jadi “psikoterapi” berarti “pengobatan jiwa”. Sampai saat ini psikoterapi
dianggap sebagai aspek murni psikiatri yang merupakan bagian integral dari
praktek psikatri dan relevant digunakan pada gangguan psikiatrik. Psikoterapi
digunakan untuk ,meningkatkan sikap fleksibilitas, kebebasan, kebahagian dalam hidup
mereka. Psikoterapi merupakan usaha seorang terapis untuk memberikan suatu
pengalaman baru bagi orang lain. Pengalaman ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan
seseorang dalam mengelola distres subjektif. Ini tidak dapat mengubah problem
dimana pasien tinggal. Tetapi dapat meningkatkan penerimaan diri sendiri, membolehkan
pasien untuk melakukan perubahan kehidupan dan menolong pasien untuk mengelola
lingkungan secara lebih efektif. (https://www.academia.edu/9760696/psikoterapi)
JENIS-JENIS PSIKOTERAPI
Berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai, psikoterapi dibedakan atas:
1. Psikoterapi Suportif:
Tujuan:
• Mendukung funksi-funksi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada
• Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik.
• Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
Cara atau pendekatan:
bimbingan,
reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat,
manipulasi lingkungan, terapi kelompok.
2.
Psikoterapi Reedukatif:
Tujuan:
Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.
Cara atau pendekatan:
Tujuan:
Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.
Cara atau pendekatan:
Terapi perilaku,
terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.
3.
Psikoterapi Rekonstruktif:
Tujuan :
Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.
Cara atau pendekatan:
Tujuan :
Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.
Cara atau pendekatan:
Psikoanalisis
klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut,
dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.
Menurut “dalamnya”,
psikoterapi terdiri atas:
1. ”Superfisial”,
yaitu yang menyentuh hanya kondisi atau proses pada “permukaan”, yang tidak
menyentuh hal-hal yang nirsadar atau materi yangdirepresi.
2. “Mendalam”
(deep), yaitu yang menangani hal atau proses yang tersimpan dalam alam nirsadar
atau materi yang direpresi.
Menurut teknik yang terutama digunakan, psikoterapi dibagi menurut teknik perubahan yang digunakan, antara lain psikoterapi ventilatif, sugestif, katarsis, ekspresif, operant conditioning, modeling, asosiasi bebas, interpretatif, dll.
Menurut konsep teoritis tentang motivasi dan perilaku, psikoterapi dapat dibedakan menjadi: psikoterapi perilaku atau behavioral (kelainan mental-emosional dianggap teratasi bila deviasi perilaku telah dikoreksi); psikoterapi kognitif (problem diatasi dengan mengkoreksi sambungan kognitif automatis yang “keliru”; dan psikoterapi evokatif, analitik, dinamik (membawa ingatan, keinginan, dorongan, ketakutan, dll. yang nirsadar ke dalam kesadaran). Psikoterapi kognitif dan perilaku banyak bersandar pada teori belajar, sedangkan psikoterapi dinamik berdasar pada konsep-konsep psikoanalitik Freud dan pasca-Freud.
Menurut
setting-nya, psikoterapi terdiri atas psikoterapi individual dan kelompok
(terdiri atas terapi marital/pasangan, terapi keluarga, terapi kelompok)
Terapi marital atau pasangan diindikasikan bila ada problem di antara pasangan, misalnya komunikasi, persepsi,dll. Terapi keluarga, dilakukan bila struktur dan fungsi dalam suatu keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bila salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa, akan mempengaruhi keadaan dan interaksi dalam keluarga dan sebaliknya, keadaan keluarga akan mempengaruhi gangguan serta prognosis pasien. Untuk itu seluruh anggota keluarga diwajibkan hadir pada setiap sesi terapi. Terapi kelompok, dilakukan terhadap sekelompok pasien (misalnya enam atau delapan orang), oleh satu atau dua orang terapis. Metode dan caranya bervariasi; ada yang suportif dan bersifat edukasi, ada yang interpretatif dan analitik. Kelompok ini dapat terdiri atas pasien-pasien dengan gangguan yang berbeda, atau dengan problem yang sama, misalnya gangguan makan, penyalahgunaan zat, dll. Diharapkan mereka dapat saling memberikan dukungan dan harapan serta dapat belajar tentang cara baru mengatasi problem yang dihadapi.
Terapi marital atau pasangan diindikasikan bila ada problem di antara pasangan, misalnya komunikasi, persepsi,dll. Terapi keluarga, dilakukan bila struktur dan fungsi dalam suatu keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bila salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa, akan mempengaruhi keadaan dan interaksi dalam keluarga dan sebaliknya, keadaan keluarga akan mempengaruhi gangguan serta prognosis pasien. Untuk itu seluruh anggota keluarga diwajibkan hadir pada setiap sesi terapi. Terapi kelompok, dilakukan terhadap sekelompok pasien (misalnya enam atau delapan orang), oleh satu atau dua orang terapis. Metode dan caranya bervariasi; ada yang suportif dan bersifat edukasi, ada yang interpretatif dan analitik. Kelompok ini dapat terdiri atas pasien-pasien dengan gangguan yang berbeda, atau dengan problem yang sama, misalnya gangguan makan, penyalahgunaan zat, dll. Diharapkan mereka dapat saling memberikan dukungan dan harapan serta dapat belajar tentang cara baru mengatasi problem yang dihadapi.
Menurut
nama pembuat teori atau perintis metode psikoterapeutiknya, psikoterapi dibagi
menjadi psikoanalisis Freudian, analisis Jungian, analisis transaksional Eric
Berne, terapi rasional-emotif Albert Ellis, konseling non-direktif Rogers, terapi
Gestalt dari Fritz Perls, logoterapi Viktor Frankl, dll.
Menurut
teknik tambahan khusus yang digabung dengan psikoterapi, misalnya narkoterapi,
hypnoterapi, terapi musik, psikodrama, terapi permainan dan peragaan (play
therapy), psikoterapi religius, dan latihan meditasi.
Yang
belum disebutkan dalam pembagian di atas namun akhir-akhir ini banyak dipakai
antara lain: konseling, terapi interpersonal, intervensi krisis.
Psikoterapi Paranoid
Psikoterapi Paranoid
•
Pasien paranoid tidak bekerja dengan baik dalam psikoterapi kelompok
• Karena itu ahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien
• Harus diingat bahwa kejujuran merupakan hal yang sangat penting bagi pasien.
• Contoh : jika kita terlambat dalam melakukan konseling sebaiknya kita minta maaf dan tidak mencari-cari alasan kenapa kita terlambat.
Psikoterapi Skizoid
• Karena itu ahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien
• Harus diingat bahwa kejujuran merupakan hal yang sangat penting bagi pasien.
• Contoh : jika kita terlambat dalam melakukan konseling sebaiknya kita minta maaf dan tidak mencari-cari alasan kenapa kita terlambat.
Psikoterapi Skizoid
•
Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadian skizoid mungkin
diam dalam jangka waktu yang lama, namun suatu waktu mereka akan ikut terlibat.
•
Pasien harus dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok lain mengingat
kecenderungan mereka akan ketenangan
• Dengan berjalannya waktu, anggota kelompok menjadi penting bagi pasien skizoid dan dapat memberikan kontak social.
• Dengan berjalannya waktu, anggota kelompok menjadi penting bagi pasien skizoid dan dapat memberikan kontak social.
•
Seperti menganjurkan pasien untuk sering berinteraksi dan bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar dengan sering berinteraksi dengan lingkungan sekitar
diharapkan pasien dapat memiliki suatu hubungan yang akrab dengan seseorang dan
dapat berbagi pengalamannya.
Psikoterapi Anti Sosial
•
Jika pasien diimobilisasi (seperti : dimasukan di dalam rumah sakit) mereka
sering kali mampu untuk menjalani psikoterapi. Jika pasien merasa bahwa mereka
berada diantara teman-teman sebayanya, tidak adanya motivasi mereka untuk
berubah bisa menghilang, kemungkinan karena hal itulah kelompok yang menolong
diri sendiri (selfhelp group) akan lebih berguna dibandingkan di penjara dalam
menghilangkan gangguan.
•
Untuk mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman, ahli terapi harus
menggagalkan usaha pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan orang
lain.
Psikoterapi Histirionik
Psikoterapi Histirionik
•
Pasien dengan gangguan histirionik seringkali tidak menyadari perasaan mereka
yang sesungguhnya, dengan demikian penjelasan dalam (inner feeling) mereka
adalah suatu proses yang penting.
•
Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, baik dalam kelompok atau individual,
adalah terapi yang terpilih untuk gangguan kepribadian histirionik.
• Seperti melatih cara pandang atau pemikiran terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul, termasuk pengontrolan emosi dan perilaku.
Psikoterapi Cemas (menghindar)
• Seperti melatih cara pandang atau pemikiran terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul, termasuk pengontrolan emosi dan perilaku.
Psikoterapi Cemas (menghindar)
•
Tergantung eratnya hubungan antara ahli terapi dengan pasien
• Saat kepercayaan berkembang, ahli terapi menyampaikan menerima akan ketakutan pasien khususnya rasa takut dan penolakan pasien
• Ahli terapi mendorong pasien untuk keluar ke dunia untuk melakukan apa yang dirasakan mereka memiliki risiko tinggi penghinaan, penolakan dan kegagalan
• Latihan ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk meningkatkan harga diri mereka.
• Saat kepercayaan berkembang, ahli terapi menyampaikan menerima akan ketakutan pasien khususnya rasa takut dan penolakan pasien
• Ahli terapi mendorong pasien untuk keluar ke dunia untuk melakukan apa yang dirasakan mereka memiliki risiko tinggi penghinaan, penolakan dan kegagalan
• Latihan ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk meningkatkan harga diri mereka.
•
Seperti meyakinkan pasien bahwa kritik itu bukanlah suatu yang buruk atau salah
melainkan kritik itu suatu ungkapan kasih saying seseorang agar kita dapat
intropeksi diri dan berubah kea rah yang lebih baik.
Psikoterapi Obsesif
Kompulsif
•
Pasien gangguan kepribadian obsesif-kompulsif seringkali tahu bahwa mereka
sakit dan mencari pengobatan atas kemauan sendiri.
•
Asosiasi bebas dan terapi yang tidak terlalu mengarahkan sangat dihargai oleh
pasien gangguan ini.
•
Terapi kelompok dan terapi perilaku biasanya memberikan manfaat tertentu
• Melengkapi perilaku kebiasaan mereka mencegah meningkatkan kecemasan pasien dan menyebabkan mereka mudah mempelajari strategi baru.
• Seperti perilaku mencuci tangan diatur waktunya kapan mesti ia mencuci tangannya secara bertahap. Bila terjadi peningkatan kecemasan barulah terapis memberi izin untuk pasien mencuci tangan.
• Melengkapi perilaku kebiasaan mereka mencegah meningkatkan kecemasan pasien dan menyebabkan mereka mudah mempelajari strategi baru.
• Seperti perilaku mencuci tangan diatur waktunya kapan mesti ia mencuci tangannya secara bertahap. Bila terjadi peningkatan kecemasan barulah terapis memberi izin untuk pasien mencuci tangan.
Psikoterapi Dependen
•
Terapi gangguan dependen sering berhasil
• Yaitu dengan proses kognitif-behavior, dengan menciptakan kemandirian pada pasien, melatih ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri
• Terapi perilaku, terapi keluarga dan terapi kelompok semuanya digunakan dengan keberhasilan pada banyak kasus.
• Yaitu dengan proses kognitif-behavior, dengan menciptakan kemandirian pada pasien, melatih ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri
• Terapi perilaku, terapi keluarga dan terapi kelompok semuanya digunakan dengan keberhasilan pada banyak kasus.
•
Contohnya mengajari pasien untuk dapat melakukan pekerjaannya sendiri dan
meyakinkan pasien bahwa dia mampu untuk melakukan pekerjaan tersebut tanpa
bantuan orang lain.
Psikoterapi Emosi Tak
Stabil
•
Pendekatan berorientasi realitas lebih efektif dibandingkan interpretasi bawah
sadar secara mendalam.
•
Terapi perilaku digunakan pada pasien gangguan kepribadian emosi tak stabil
untuk mengendalikan impuls dan ledakan kemarahan dan untuk menurunkan kepekaan
terhadap kritik dan penolakan.
•
Seperti latihan keterampilan social, khususnya dengan video, membantu pasien
untuk melihat bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain dan
dengan demikian untuk meningkatkan perilaku interpersonal mereka. (http://psikiatri.forumid.net/t223-jenis-jenis-gangguan-kepribadian-dan-psikoterapi)
SUMBER
LAIN:
Gunarsa, S.D.(2007).
Konseling dan psikoterapi. Jakarta:
Gunung Mulia
0 komentar:
Posting Komentar