ILMU ALAMIAH DASAR
TUGAS 12
(Proposisi)
***
Proposisi
Di dalam matematika, tidak semua
kalimat berhubungan dengan logika. Hanya kalimat yang bernilai benar atau salah
saja yang digunakan dalam penalaran. Kalimat tersebut dinamakan proposisi (preposition).
Proposisi adalah kalimat deklaratif
yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak dapat
sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai
kebenarannya (truth value).
Contoh berikut ini dapat
mengilustrasikan kalimat yang merupakan proposisi dan mana yang bukan.
Contoh 1.1
a) 6 adalah
bilangan genap
b) Soekarno adalah
Presiden Indonesia yang pertama
c) 2 + 2 = 4
d) Ibukota
Provinsi Jawa Barat adalah Semarang
e) 12 ≥ 19
f) Kemarin
hari hujan
g) Suhu di
permukaan laut adalah 21 derajat celcius
h) Pemuda itu tinggi
i) Kehidupan
hanya ada di Planet Bumi
Semuanya merupakan proposisi.
Proposisi a, b, c bernilai benar, tetapi proposisi d salah karena ibukota Jawa
Barat seharusnya Bandung dan proposisi e bernilai salah karena seharusnya 12 ≤
19. Proposisi f sampai I memang tidak dapat langsung ditetapkan kebenarannya,
namun satu hal yang pasti, proposisi-proposisi tersebut tidak mungkin benar dan
salah sekaligus. Kita bisa menetapkan nilai proposisi tersebut benar atau
salah. Misalnya, proposisi f bias kita andaikan benar (hari kemarin memang
hujan) atau salah (hari kemarin tidak hujan). Demikian pula halnya untuk
proposisi g dan h. Proposisi i bias benar atau salah, karena sampai saat ini
belum ada ilmuwan yang dapat memastikan kebenarannya.
Contoh 1.2
a) Jam berapa
kereta api Argo Bromo tiba di Gambir?
b) Serahkan uangmu
sekarang!
c) x + 3 = 8
d) x > 3
bukan proposisi. Kalimat a adalah
kalimat Tanya, sedangkan kalimat b adalah kalimat perintah, keduanya tidak
mempunyai nilai kebenaran. Dari contoh 1.1 dan 1.2 di atas, dapat disimpulkan
bahwa proposisi selalu dinyatakan sebagai kalimat berita, bukan sebagai kalimat
Tanya maupun kalimat perintah. Kalimat c dan d bukan proposisi karena kedua
kalimat tersebut tidak dapat ditentukan benar maupun salah sebab keduanya
mengandung peubah (variable) yang tidak dispesifikasikan nilainya. Tetapi
kalimat
“Untuk
sembarang bilangan bulat n ≥ 0, maka 2n adalah bilangan genap”
Bidang logika yang membahas
proposisi dinamakan kalkulus proposisi (propositional calculus)
atau logika proposisi (propositional logic).
Secara simbolik, proposisi biasanya
dilambangkan dengan huruf kecil seperti p, q, r, ….
misalnya,
p:
6 adalah bilangan genap,
Untuk mendefinisikan p sebagai
proposisi “6 adalah bilangan genap”. Begitu juga untuk
q
: soekarno adalah Presiden Indonesia yang pertama.
r
: 2 + 2 = 4.
dan sebagainya.
Mengkombinasikan Proposisi
Operator yang digunakan untuk
mengkombinasikan proposisi disebut operator logika. Operator logika
dasar yang digunakan adalah dan (and), atau (or),
dan tidak (not). Dua operator pertama dinamakan operator biner
karena operator tersebut mengoperasikan dua buah proposisi, sedangkan
operator ketiga dinamakan operator uner karena ia hanya membutuhkan satu
buah proposisi.
Proposisi baru yang diperoleh dari
pengkombinasian tersebut dinamakan proposisi majemuk (compound
proposition). proposisi yang bukan merupakan kombinasi proposisi lain
disebut proposisi atomik. Proposisi majemuk ada tiga macam, yaitu
konjungsi, disjungsi, dan ingkaran. Ketiganyadidefinisikan sebagai berikut:
DEFINISI. Misalkan dan adalah
proposisi. Konjungsi (conjunction) dan , dinyatakan dengan notasi ,
adalah proposisi
p dan
Disjungsi (disjunction)
dan , dinyatakan dengan notasi , adalah proposisi
p atau
Ingkaran atau (negation) dari
, dinyatakan dengan p, adalah proposisi tidak p
Catatan:
- Beberapa literatur menggunakan notasi “p”, ””,
atau ”not p” untuk menyatakan lingkaran.
- Kata “tidak” dapat dituliskan di tengah pernyataan.
Jika kata “tidak” diberikan di awal pernyataan maka ia biasanya
disambungkan dengan kata “benar” menjadi “tidak benar”. Kata “tidak” dapat
juga diganti dengan “bukan” bergantung dengan rasa bahasa yang tepat untuk
pernyataan tersebut.
Berikut contoh-contoh proposisi
majemuk dan notasi simboliknya. Ekspresi proposisi majemuk dalam notasi
simbolik disebut juga ekspresi logika.
Contoh 1.2
Diketahui proposisi-proposisi berikut:
p:
Hari ini hujan
q
: Murid-murid diliburkan dari sekolah
Maka
pq
: Hari ini hujan dan murid-murid diliburkan dari sekolah
pq
: Hari ini hujan atau murid-murid diliburkan dari sekolah
p
: Tidak benar hari ini hujan (atau dalam kalimat lain yang lebih lazim: Hari
ini tidak hujan)
Tabel Kebenaran
Nilai kebenaran dari proposisi
majemuk ditentukan oleh nilai kebenaran dari proposisi atomiknya dan cara
mereka dihubungkan oleh operator logika.
Definisi. Misalkan p dan q
adalah proposisi.
- Konjungsi p ^ q bernilai benar jika p dan q
keduanya benar, selain itu nilainya salah
- Disjungsi p v q bernilai salah jika p dan q
keduanya salah, selain itu nilainya benar
- Negasi p, yaitu ~p, bernilai benar jika p
salah, dan sebaliknya
Misalkan
p:
17 adalah bilangan prima
q:
bilangan prima selalu ganjil
jelas bahwa p bernilai benar
dan q bernilai salah sehingga konjungsi
p
^ q: 17 adalah bilangan prima dan bilangan prima selalu ganjil adalah
salah .
Satu cara yang praktis untuk
menentukan nilai kebenaran proposisi majemuk adalah menggunakan tabel
kebenaran. Tabel kebenaran menampilkan hubungan antara nilai kebenaran dari
proposisi atomik. Tabel 1.1 menunjukkan tabel kebenaran untuk konjungsi,
disjungsi, dan ingkaran. Pada tabel tersebut, T=true(benar), dan F=false(salah).
Tabel
1.1 Tabel kebenaran konjungsi,
disjungsi, dan ingkaran
p
|
q
|
p
^ q
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
p
|
q
|
p v q
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
p
|
q
|
T
|
F
|
F
|
T
|
Contoh soal: Jika p, q, r adalah
proposisi. Bentuklah tabel kebenaran dari ekspresi logika
(p ^ q) v (~q ^ r)
Penyelesaian:
Ada 3 buah proposisi atomic di dalam
ekspresi logika dan setiap proposisi hanya mempunyai 2 kemungkinan nilai,
sehingga jumlah kombinasi dari semu proposisi tersebut adalah buah. Tabel
kebenaran dari proposisi (p ^ q) v (~q ^ r) ditunjukkan pada tabel 1.2.
Tabel
1.2 tabel kebenaran proposisi (p ^ q) v
(~q ^ r)
p
|
q
|
r
|
p
^ q
|
~q
|
~q
^ r
|
(p
^ q) v (~q ^ r)
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
Proposisi majemuk dapat selalu
bernilai benar untuk berbagai kemungkinan nilai kebenaran masing-masing
proposisi atomiknya, atau selalu bernilai salah untuk berbagai kemungkinan
nilai kebenaran masing-masing proposisi atomiknya. Jadi, sebuah proposisi
majemuk disebut tautologi jika ia benar untuk semua kasus, sebaliknya
disebut kontradiksi jika ia salah untuk semua kasus.
Yang dimaksud dengan “semua kasus”
di dalam definisi si atas adalah semua kemungkinan nilai kebenaran dari
proposisi atomiknya. Proposisi tautologi dicirikan pada kolom terakhir pada
tabel kebenarannya hanya memuat True. Proposisi kontradiksi dicirikan
pada kolom terakhir pada tabel kebenarannya hanya memuat False.
Hukum – Hukum Proposisi
Proposisi, dalam kerangka hubungan
ekivalen logika, memenuhi sifat-sifat yang dinyatakan dalam sejumlah hukum pada
tabel di bawah.Beberapa hukum tersebut mirip dengan hukum aljabar pada system
bilangan riil, misalnya a(b + c) = ab + ac, yaitu hukum distributif, sehingga
kadang-kadang hukum logika proposisi dinamakan juga hukum-hukum aljabar
proposisi.
i.
p v F ó p
ii.
p ^ T ó p
|
i.
p ^ F ó F
ii.
p v T ó T
|
i.
p v ~p ó T
ii.
p ^ ~p ó F
|
i.
p v p ó p
ii.
p ^ p ó p
|
~(~p)
ó p
|
i.
p v (p ^ q) ó p
ii.
p ^ (p v q) ó p
|
i.
p v q ó q v p
ii.
p ^ q ó q ^ p
|
i.
p v (q v r) ó (p v q) v r
ii.
p ^ (q ^ r) ó (p ^ q) ^ r
|
i.
p v (q ^ r) ó (p v q) ^ (p v r)
ii.
p ^ (q v r) ó (p ^ q) v (p ^ r)
|
10. Hikum de morgan
i.
~(p ^ q) ó ~p v ~q
ii.
~(p v q) ó ~p ^ ~q
|
Hukum-hukum logika di atas
bermanfaat untuk membuktikan ke-ekivalenan dua buah proposisi. Selain
menggunakan tabel kebenaran, ke-ekivalenan dapat dibuktikan dengan hukum-hukum
logika, khususnya pada proposisi majemuk yang mempunyai banyak proposisi
atomik. Bila suatu proposisi majemuk mempunyai n buah proposisi atomic, maka
table kebenarannya terdiri dari baris. Untuk n yang besar jelas
tidak praktis menggunakan tabel kebenaran, misalnya untuk n=10 terdapat
baris di dalam tabel kebenarannya.
Daftar Pustaka : Munir, Rinaldi, Matematika
Diskrit, Informatika, 2005
0 komentar:
Posting Komentar